Biografi Abraham Samad – Ketua KPK
Abraham Samad atau Dr. Abraham Samad, S.H., M.H adalah seorang advokat yang sekarang ini menjabat sebagai ketua Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK dalam masa periode 2011 hingga 2015. Abraham Samad terbilang sukses dalam melakukan pemberantasan korupsi, terbukti sejak dipilihnya beliau, banyak kasus korupsi terungkap dan beliau tak segan menyeret sang pelaku (walau itu pejabat negara atau bahkan presiden sekaligus) ke meja hijau. Banyak yang menyukai kinerjanya namun tak sedikit juga yang berusaha mencari celah kesalahannya. Namun hingg artikel ini ditulis, Abraham Samad tetap ‘lurus’ dalam mengemban amanah ini.
Kasus-kasus besar seperti Hambalat, Kasus Daging Sapi Import hingga saat ini ada kasus korupsi dengan ketua MK yang baru, telah ditanganinya. Walau belum dianggap tuntas seratus persen, namun kasus tersebut termasuk kasus besar yang telah banyak menyeret pejabat negara ke meja peradilan, dimana untuk melakukan itu taruhannya bisa jadi nyawa ketua KPK itu sendiri.
Sebenarnya, siapa sih sosok Abraham Samad? Dari mana beliau berasal dan siapa yang paling mempengaruhi kepribadian dirinya hingga memiliki nyali yang sangat besar untuk menegakkan keadilan hingga nyawa taruhannya. Berikut ini akan diulas tentang Biografi Abraham Samad.
Biografi
Abraham Samad adalah orang kelahiran Makassar pada tanggal 27 November 1967. Sejak kecil Abraham Samad sudah ditinggal oleh ayahnya sehingga hanya dengan ibunyalah dirinya tumbuh dan berkembang. Dibawah pengasuhan ibunya inilah, Abraham tumbuh menjadi pribadi yang kritis. Ia tak mentolelir adanya kesewenangan terhadap manusia lain terutama yang lebih lemah. Sosok sang ibu begitu mempengaruhi kepribadian dan menjadi pilar bagi tuntunan hidupnya.
Setamat SD pada tahun 1980, Abraham Samad kemudian masuk ke SMP Nasional di Makassar. Sikap kritis Abraham semakin terasah. Ia sangat tidak berkompromi terhadap segala bentuk penyimpangan di sekitarnya. Di tahun 1983, Abraham masuk ke SMA Katolik Cendrawasih, Makassar. Abraham termasuk siswa yang cerdas dan vokal di kalangan teman-temannya. Jiwa kritisnya dan jiwa pemberontak yang sudah tertanam dalam dirinya membuat ia kerap kali terlibat pertengkaran, namun pertengkaran yang ia lakukan adalah karena membela temannya yang tertindas. Sudah menjadi terkenal di kalangan teman-temannya jika ada yang merasa di perlakukan tidak adil maka mereka langsung mengadu ke Abraham.
Semenjak kecil Abraham bercita-cita ingin jadi advokat, maka selepas SMA ditahun 1987, Abraham mengikuti tes di Universitas Hasanuddin Makassar jurusan Hukum dan beliau diterima. Menjadi mahasiswa Hukum membuat Abraham seakan menemukan tempat untuk menyalurkan idealismenya.
Abraham kemudian magang. Dalam magangnya ini, Abraham menemukan bahwa sistem hukum di Indonesia cenderung sering di politisasi untuk kepentingan tertentu, bahkan hukum bisa dijual belikan dengan harga yang rendah. Hal ini membuat Abraham geram dan semakin gelisah. Ia ingin meluruskan itu semua namun belum tahu harus dari mana.
Menangani Kasus Pertama
Suatu saat dirinya diserahi menyelesaikan suatu kasus yaitu Bom Makassar beberapa tahun lalu. Sebenarnya masalah ini sangat sensitif dan cenderung dihindari advokat lain, pasalnya kasus ini akan sedikit menyinggung SARA. Kasus bom Makassar ini ditunggangi isu teroris yang tidak berdasar. Namun Abraham Samad menerima kasus ini ditangani olehnya karena ia ingin membela para keluarga korban perlakuan tak adil tersebut.
Keprihatinan Abraham Samad juga terlihat atas kasus korupsi yang sudah membudaya di negeri ini, hukum di Indonesia sudah kehilangan kredibilitasnya karena kasus korupsi ini.
Abraham menegaskan "Para penegak hukum, termasuk para advokat saat ini telah menjadi bagian dari mata rantai korupsi itu. Inilah yang menjadikan sistem peradilan kita mengalami proses pengeroposan, dimana budaya korupsi ini secara langsung menyebabkan perlakuan terhadap rakyat kecil menjadi sampai tidak adil", papar Abraham.
"Dengan demikian, lanjut Abraham, apapun bentuk program yang akan dijalankan untuk mengeliminir kecenderungan budaya perilaku korup ini, bila mafia hukum dan peradilan tidak diberantas, maka semua itu tak akan ada gunanya", lanjutnya.
Setelah menyelesaikan S1 nya, Abraham Samad melanjutkan S2 dan S3 nya di UnHas juga. Dalam tesis untuk mendapat gelar doktornya, beliau mengangkat tema pemberantasan korupsi dimana penanganan kasus korupsi di pengadilan negeri harus dilakukan dengan pengadilan khusus. Selain menyelesaikan studinya dan menjadi advokat, Abraham Samad juga mendirikan sebuah LSM yang bernama ACC atau Anti Coruption Committee. LSM ini bekerja dalam rangka membongkar kasus-kasus korupsi di Sulawesi Selatan juga mendukung sistem pemerintahan yang bersih dan pelayanan umum yang maksimal dengan agenda utamanya pemberantasan korupsi. Abraham Samad sendiri dalam LSM tersebut adalah pendiri sekaligus koordinator.
Pada tahun 2011, Abraham Samad mengajukan diri untuk mengikuti seleksi pimpinan KPK. Sebenarnya sebelum ini, Abraham Samad sudah pernah mengikuti seleksi pimpinan KPK sebanyak dua kali namun gagal. Beliau juga pernah mendaftar sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Komisis Yudisisal namun juga gagal. Baru yang ketiga kalinya mengikuti seleksi calon pimpinan KPK inilah ia sukses lulus di berbagai tes kelayakan oleh DPR.
Bersama dengan 10 calon yang kemudian menjadi 8 calon yang lain, Abraham Samad mengikuti tes uji kelayakan dan kepatutan oleh DPR yang diselenggarakan pada 21 November 2011.
Abraham Samad kemudian menang dengan total suara 43 dari 56 suara mengalahkan Bambang Widjojanto dan Adnan Pandu Praja. Abraham Samad bersama jajaran pimpinan KPK kemudian dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 16 Desember 2011 lalu.