Ekstrakulikuler yang terus dikembangkan sekarang ini di SMAN 2 Singaraja salah satunya ialah Ekstra KIR. Pembina Ektra ini adalah 3 guru pilihan terbaik yaitu :
1. Sugiarto Budi Santoso S.Pd
2. Drs. I Wayan Wartawan
3. I Made Parma, S.Pd
Walau dulu prestasi ektra KIR sempat menurut , Namun sekarang semua pihak sedang bersemangat untuk membangkitkan ektra yang pernah membawa SMAN 2 Singaraja ke Nasional .
Untuk tahun ajaran ini pendaftaran peserta akan dilakukan dengan cara yang lebih menarik
Formulir pendaftaran dapat di download disini
Saturday, 23 August 2014
Friday, 8 August 2014
MINERALOGI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
walaupun dalam bentuk yang sederhana. Makalah ini disusun agar pembaca bisa
memahami mengenai Mineral.
Saya mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Saya sangat mengetahui bahwa didalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu masukan dan kritikan sangat
saya harapkan guna penyempurnakan makalah ini dimasa yang akan datang.
Akhirnya saya harap, semoga isi dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi para siswa dan
masyarakat pada umumnya untuk lebih memahami tentang Mineral.
Singaraja, 6 Januari
2014
Hormat Kami,
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
……………………………………………………………............... i
DAFTAR
ISI
……………………………………………………………............. ii
PETA KONSEP ............................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
……………………………………………………………................... 1
B. Rumusan
Masalah ……………………………………………………................……….
1
C. Tujuan
…………………………………………………………...................….. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan sifat-sifat
mineral …………………………………………...........….
2
B. Proses pembentukan
mineral
……………………………………...........……… 5
C. Mineral
pembentukan
batuan
……………………………………............……… 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
………………………………………………………….............…….......…… 14
B. Saran
……………………………………………………….............……........……… 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mineralogi adalah
senyawa alamiyang terbentuk melalui peoses geologi. Istilah meniralogi termasuk
tidah hanya bahan komposisi alami tetapi juga stuktur mineral. Mineral juga
dapat diartikan sebagai bahan padat organic yang terdapat secara alamiah, yang
terdiri dari unsure-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana
ataom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis. Mineral
dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan,
tanah, atau pasir yang di endapkan pada dasar sungai. Mineral, kecuali beberapa
jenis. Memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya. Sebagai
perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya
memungkinkan mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan
sebagai bentuk-bentuk yang teratur dikenal sebagai “ kristal’.
Dengan demikian
KristaL secara definisi sebagai bahan padat yang homogen yang memilki pola internal
susunan tiga demensi yang teratur. Studi yang khusus dipelajari sifat-sifat,
bentuk susunan, dan cara-cara terjadi bahan padat tersebut dinamakan
kristalografi. Pengetahuan tentang mineral merupakan syarat mutlak untuk
mempelajari bagian padat dari bumi ini, yang terdiri dari batuan. Untuk
mempelajari stuktur batuan sebaiknya harus mengenal lebih dahulu Kristal dan
mineral pembentukan batuan tersebut, oleh karena beberapa hal yang sangat
penting di atas maka makalah ini ini di buat untuk mengenal lebih jauh atau
memperdalam ilmu pengetahuan tentang mineral.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian
mineral dan sifar-sifat dari mineral?
2. Bagaimana
proses pembentukan mineral?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Menjelaskan
pengertian mineral dan sifar-sifat dari mineral
2. Menguraikan
tentang proses pembentukan mineral
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mineral
Dalam mendefinisikan
mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan kepastian untuk menerangkan
pengertian dari mineral tersebut. Karena memang belum didapatkan kesamaan
pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada umumnya dikenal dua
defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum tahun 1977 dan
defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977.
Menurut defenisi
klasik, mineral adalah suatu benda padat
anorganik yang terbentuk secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk
kristal dan rumus kimia yang tetap. Dan menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat yang terdapat dialam
dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki sifat-sifat fisik
dan umumnya berbentuk kristalin yang mempunyai bentuk geometris tertentu.
Hal yang membedakan
kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik, yang termasuk mineral
hanyalah benda atau zat padat saja. Dan pada defenisi kompilasi, mineral
mempunyai ruang lingkup yang lebih luas karena mencakup semua zat yang ada
dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian tersebut. Hal ini salah
satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang terbentuk karena penguraian
atau perubahan sia-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga digolongkan
kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan tanah diatome. Mineral
termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam-garam sederhana sampai silikat yang
sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya
tidak termasuk).
Mineralogi adalah
ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral. Mulai dari pembagian atau
penggolongan mineral, pengenalan sifat-sifat mineral, pendeskripsian mineral
dan semua hal yang berkaitan dengan mineral.
Untuk mempelajari
tentang mineral, tentu harus terlebih dahulu mengetahui sifat-sifat yang ada
pada mineral tersebut. Ada beberapa sifat mineral, yaitu sifat fisik secara
teoritis dan sifat fisik secara determinasi (laboratorium). Sifat fisik secara
teori hanya bisa menggambarkan sebagian dari sifat-sifat mineral dan tidak
dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan atau membedakan
mineral-mineral yang ada, karena hanya terdapat pada sebagian mineral saja.
Adapaun sifat-sifat mineral secara teori tersebut adalah :
1. Suhu Kohesi
Sifat kohesi mineral
adalah kemampuan atau daya tarik-menarik antar atom pada sebuah mineral. Pada
mineral, antar mineral-mineral yang sejenis, akan mempunyai daya tarik-menarik
yang menyebabkan mineral-mineral tersebut cenderung akan terkumpul dalam suatu
jumlah tertentu dalam suatu daerah. Hal ini disebabkan oleh susunan atom-atom
atau komposisi kimia dalam mineral yang tetap. Daya tarik-menarik ini juga
dapat dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang mempengaruhi daya tarik-menarik atau
kohesi ini disebut suhu kohesi.
2. Reaksi Terhadap Cahaya
Mineral cenderung
akan bereaksi terhadap cahaya yang datang atau dikenai padanya. Reaksi ini pada
umumnya dapat terlihat oleh mata kita. Namun, sifat ini tidak dapat dijadikan
penentu untuk membedakan mineral. Karena kecenderungan timbulnya reaksi yang
sama pada mineral-minera bila terkena cahaya. Reaksi-reaksi yang terjadi pada
mineral akan menimbulkan atau menampakkan sifat fisik mineral secara
determinasi seperti warna, gores, kilap, transparansi dan perputaran warna.
3. Perawakan Kristal
Perawakan kristal
pada mineral diartikan sebagai kenampakkan sekelompok mineral yang sama yang
tumbuh secara tidak sempurna karena ada gangguan dari sumber utama mineral
maupun gangguan dari lingkungan tempat terjadinya mineral, sehingga mineral
tidak terbentuk dengan sempurna yang menyebabkan ada perbedaan bentuk dan
ukuran mineral. Kenampakkan tersebut sering disebut sebagai struktur mineral.
4. Sifat Kelistrikan
Sifat kelistrikan
pada mineral adalah kemampuan mineral untuk menerima dan juga meneruskan aliran
listrik yang dikenakan padanya. Pada mineral hanya ada dua jenis sifat
kelistrikan. Yaitu, yang dapat menghantarkan listrik (konduktor) dan yang tidak
dapat menghantarkan listrik (isolator).
5. Sifat Radioaktivitas
Sifat Radioaktivitas
mineral tercermin dari unsur-unsur kimia yang ada dalam mineral tersebut yang
unsure-unsur tersebut dapat mengeluarkan sinar-sinar α, β, dan γ. Ada mineral-mineral
unsure-unsur yang dapat bersifat radioaktiv seperti Uranium(U), Radium(Ra),
Thorium(Th), Plumbum(Pb), Vanadium(V) dan Kalium(K). Biasanya, mineral_mineral
yang bersifat radioaktiv dijumpai dalam mineral-mineral ikutan atau
mineral-minera yang terbetas jumlahnya. Kegunaan dari mineral-mineral
radioaktiv adalah dapat digunakan sebagai sumber energi dan dapat juga
digunakan untuk mengukur waktu Geologi dengan cara menghitung waktu paruhnya
(half time).
6. Gejala Emisi Cahaya
Gejala emisi cahaya
adalah gejala sumber cahaya yang dihasilkan dalam proses-proses tertentu.
Misalnya, proses radiasi dan keluarnya sinar Ultraviolet. Mineral Phospor yang
pada waktu malam mengeluarkan cahaya adalah contoh emisi cahaya yang
terus-menerus, demikian juga halnya yang terjadi pada mineral Radium(Ra).
Cahaya tersebut merupakan gelombang cahaya yang dikeluarkan oleh mineral,
dimana panjang gelombang cahaya tersebut lebih panjang daripada gelombang
cahaya biasa. Hanya ada beberapa mineral yang dapat menimbulkan emisi cahaya
seperti Phospor, Radium dan Flouride.
7. Bau dan Rasa
Bau pada mineral
dapat diamati jika bentuk fisik mineral tersebut dapat diubah menjadi gas.
Jenis-jenis bau mineral adalah:
ü Bau Sulforous adalah bau yang seperti bau
Sulfur(S).
ü Bau Bituminous adalah bau yang seperti
Ter
Ü Bau Argillerous adalah bau seperti lempung(tanah).
Seperti halnya bau, rasa pada
mineral hanya dapat diamati jika bentuk fisik mineral diubah menjadi cair.
Berikut adalah jenis-jenis rasa pada mineral :
ü Rasa Saline atau rasa seperti
garam(asin).
ü Rasa Alkaline atau rasa seperti logam
atau soda.
ü Rasa
Witter atau rasa pahit.
Setiap mineral yang
dapat membesar tanpa gangguan akan memperkembangkan bentuk kristalnya yang
khas, yaitu suatu wajah lahiriah yang dihasilkan struktur kristalen (bentuk
kristal). Ada mineral dalam keadaanAmorf, yang artinya tak mempunyai
bangunan dan susunan kristal sendiri (misalnya kaca & opal). Tiap-tiap
pengkristalan akan makin bagus hasilnya jika berlangsungnya proses itu makin
tenang dan lambat.
B. Proses Pembentukan Mineral
Proses pembentukan
mineral-mineral baik yang memiliki nilai ekonomis, maupun yang tidak bernilai
ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari mengenai proses pembentukan,
keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral-mineral tersebut. Mineral yang
bersifat ekonomis dapat diketahui bagaimana keberadaannya dan keterdapatannya
dengan memperhatikan asosiasi mineralnya yang biasanya tidak bernilai ekonomis.
Dari beberapa proses eksplorasi, penyelidikan, pencarian endapan mineral, dapat
diketahui bahwa keberadaan suatu mineral tidak terlepas dari beberapa faktor
yang sangat berpengaruh, antara lain banyaknya dan distribusi unsur-unsur
kimia, aspek biologis dan fisika.
Secara umum, proses
pembentukan mineral, baik jenis logam maupun non-logam dapat terbentuk karena
proses mineralisasi yang diakibatkan oleh aktivitas magma, dan mineral ekonomis
selain karena aktivitas magma, juga dapat dihasilkan dari proses alterasi,
yaitu mineral hasil ubahan dari mineral yang telah ada karena suatu faktor.
Pada proses pembentukan mineral baik secara mineralisasi dan alterasi tidak
terlepas dari faktor-faktor tertentu yang selanjutnya akan dibahas lebih detail
untuk setiap jenis pembentukan mineral.
Adapun menurut M.
Bateman, maka proses pembentukan mineral dapat dibagi atas beberapa proses yang
menghasilkan jenis mineral tertentu, baik yang bernilai ekonomis maupun mineral
yang hanya bersifat sebagai gangue mineral.
Gambar 2.1 Siklus Batuan dan
Mineral
1. Proses Magmatis
Proses ini sebagian
besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa, lalu mengalami
pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan bijih. Pada
temperatur tinggi (>600˚C) stadium liquido magmatis mulai membentuk
mineral-mineral, baik logam maupun non-logam. Asosiasi mineral yang terbentuk
sesuai dengan temperatur pendinginan saat itu. Proses magmatis ini dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu :
1. Early
magmatis, yang terbagi atas:
ü Disseminated, contohnya Intan
ü Segregasi, contohnya Crhomite
ü Injeksi, Contohnya Kiruna
2. Late magmatis,
yang terbagi atas:
ü Residual liquid segregation, contohnya
magmatis Taberg
ü Residual liquid injection, contohnya
magmatis Adirondack
ü Immiscible liquid segregation, contohnya
sulfide Insizwa
ü Immiscible
liquid injection, contohnya Vlackfontein
2. Proses Pegmatisme
Setelah proses
pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang terdiri dari
cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar antara 600˚C sampai 450˚C berupa
larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya Granit.
3. Proses Pneumatolisis
Setelah temperatur
mulai turun, antara 550-450˚C, akumulasi gas mulai membentuk jebakan
pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin encer. Unsur volatile akan
bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya,
kemudian akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena
reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan-batuan yang diterobosnya sehingga
terbentuk endapan mineral yang disebut mineral pneumatolitis.
4. Proses Hydrotermal
Merupakan proses
pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat
rendah, dan larutan magma yang terbentuk sebelumnya. Secara garis besar,
endapan mineral hydrothermal dapat dibagi atas :
1. Endapan
hipotermal, ciri-cirinya adalah :
ü Tekanan dan temperatur pembekuan relatif
tinggi.
ü Endapan berupa urat-urat dan korok yang berasosiasi
dengan intrusi dengan kedalaman yang besar.
ü Asosiasi mineral berupa sulfides,
misalnya Pyrite, Calcopyrite, Galena dan Spalerite serta oksida besi.
ü Pada intrusi Granit sering berupa endapan
logam Au, Pb, Sn, W dan Z.
2. Endapan mesotermal,
yang ciri-cirinya :
ü Tekanan dan temperatur yang berpengaruh
lebih rendah daripada endapan hipotermal.
ü Endapannya berasosiasi dengan batuan beku
asam-basa dan dekat dengan permukaan bumi.
ü Tekstur akibat “cavity filling” jelas
terlihat, sekalipun sering mengalami proses penggantian antara lain berupa
“crustification” dan “banding”.
ü Asosiasi mineralnya berupa sulfide,
misalnya Au, Cu, Ag, Sb dan Oksida Sn.
ü Proses pengayaan sering terjadi.
3. Endapan
epitermal, ciri-cirinya sebagai berikut :
ü Tekanan dan temperatur yang berpengaruh
paling rendah.
ü Tekstur penggantian tidak luas (jarang
terjadi).
ü Endapan bisa dekat atau pada permukaan
bumi.
ü Kebanyakan teksturnya berlapis atau
berupa (fissure-vein).
ü Struktur khas yang sering terjadi adalah
“cockade structure”.
ü Asosiasi
mineral logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral “gangue”-nya berupa Kalsite
dan Zeolit disamping Kuarsa.
Adapun bentuk-bentuk
endapan mineral dapat dijumpai sebagai proses endapan hidrotermal adalah sebagai
Cavity filling. Cavity filling adalah proses mineralisasi berupa pengisian
ruang-ruang bukaan (rongga) dalam batuan yang terdiri atas mineral-mineral yang
diendapkan dari larutan pada bukaan-bukaan batuan, yang berupa
Fissure-vein, Shear-zone deposits, Stockworks, Ladder-vein, Saddle-reefs,
Tension crack filling, Brecia filling (vulkanik, tektonik dan collapse),
Solution cavity filling (caves dan Channels), Gash-vein, Pore-space filling,
Vessiculer fillings.
5. Proses Replacement
(Metasomatic replacement)
Adalah prsoses dalam
pembentukan endapan-endapan mineral epigenetic yang didominasi oleh pembentukan
endapan-endapan hipotermal, mesotermal dan sangat penting dalam grup epitermal.
Mineral-mineral bijih pada endapan metasomatic kontak telah dibentuk oleh
proses ini, dimana proses ini dikontrol oleh pengayaan unsur-unsur sulfide dan
dominasi pada formasi unsur-unsur endapan mineral lainnya. Replacement
diartikan sebagai proses dari larutan yang sangat penting berupa pelarutan
kapiler dan pengendapan yang terjadi secara serentak dimana terjadi penggantian
suatu mineral atau lebih menjadi mineral-mineral baru yang lain. Atau dapat
juga diartikan bahwa penggantian mineral membutuhkan ion yang tidak mempunyai
ion secara umum dengan zat kimia yang digantikan. Penggantian mineral yang
dibawa dalam larutan dan zat kimia yang dibawa keluar oleh larutan dan
merupakan kontak terbuka yang terbagi atas : Massive, Lode fissure, dan
Disseminated.
6. Proses Sedimenter
Terbagi atas endapan besi,
mangan, phosphate, nikel dan lain sebagainya.
7. Proses Evaporasi
Terdiri dari evaporasi laut,
danau dan air tanah.
8. Konsentrasi Residu dan Mekanik
Terdiri atas :
ü Konsentrasi Residu berupa endapan residu
mangan, besi, bauxite dan lain-lain.
ü Konsentrasi
Mekanik (endapan placer), berupa sungai, pantai, alluvial dan eolian.
9. Supergen enrichment
10. Metamorfisme
Terbagi atas endapan endapan
termetamorfiskan dan endapan metamorfisme.
C. Mineral Pembentuk Batuan
Mineral-mineral pembentuk batuan
dapat dibedakan atas :
1. Felsic mineral
Tersusun dari
mineral-mineral yang berwarna terang dan cerah serta mempunyai berat jenis
kecil atau ringan.
Contohnya :
a) Quartz
(Kuarsa)
Mineral kuarsa
memiliki sistem kristal hexagonal (prisma, bipyramid dan kombinasinya. Rumus
kimia tau komposisi kimia dari kuarsa adalah SiO2. berat jenis dari mineral ini
adalah 2,65 dengan tingkat kekerasan (H) bernilai 7. Warna pada kuarsa dapat
jernih atau keruh bila terdapat bersama feldspar, sering terdapat inklusi dari
gas, cairan atau mineral pengotor didalamnya, yang merupakan unsur pengotor dan
sangat mempengaruhi warna pada kuarsa, sehingga dari warna yang ditunjukkan
dapat diperkirakan kemurnian kuarsa tersebut. Tidak terdapat belahan pada
kuarsa. Dan kuarsa juga banyak digunakan dalam industri, khususnya yang
berkaitan dengan gelas (kaca).
Kuarsa atau kadang
disebut “silika”. Adalah satu-satunya mineral pembentuk batuan yang terdiri
dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan warna seperti asap
atau “smooky”, disebut juga “smooky quartz”. Kadang-kadang juga dengan warna
ungu atau merah-lembayung (violet). Nama kuarsa yang demikian disebut
“amethyst”, merah massip atau merah-muda, kuning hingga coklat. Warna yang
bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsur-unsur lain yang tidak bersih.
b) Feldspar
Feldspar dapat digolongkan
kedalam dua golongan besar, yaitu :
1. Alkali
feldspar yang terdiri dari orthoklas, mikroklin, sanidine,
anorthoklas,
pertite, dan antipertite.
2. Plagioklas
feldspar yang terdiri dari albite, oligoklas, andesine, labradorit,
bytownite dan anorthite (calsic).
Pada praktikum yang
dilakukan dengan cara megaskopis (tanpa alat bantu), feldspar ini hanya dapat
dibedakan menjadi Alkali feldspar (dominasi Orthoklas) dan Plagioklas.
c) Orthoclase (Potassium
feldspar)
Orthoklas adalah
anggota dari mineral feldspar. Orthoklas (Potassium feldspars) adalah mineral
silicate yang mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya
berwarna merah daging hingga putih.
Rumus kimia atau
komposisi kimia Orthoklas ini adalah KaISi3O8. Berat jenis mineral ini
adalah 2,6 dengan kekerasan 6. Sistem kristalnya adalah monoklin, mempunyai
kilap kaca, dan perawakan yang membutir. Orthoklas ini digunakan sebagai bahan
baku dalam industri keramik.
d) Plagioklas feldspar
Mineral Plagioclase
adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini mengandung unsur
Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna
putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal
dengan mineral Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut An-orthite.
Sistem kristal dari
plagioklas ini adalah triklin dengan berat jenis 2,26-2,76. plagioklas ini
mempunyai nilai kekerasan 6 dan mempunyai belahan berbentuk kembaran. Komposisi
kimia dari mineral ini adalah NaCaAl2Si3O8.
2. Mafic mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna gelap
dan mempunyai berat jenis besar atau berat.
Contoh : Olivin, Amphibole dan
Piroksin.
a) Olivine
((Mg,Fe)2SiO4)
Olivine adalah
kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan magnesium (Mg).
Mineral olivine berwarna hijau, dengan kilap gelas, terbentuk pada temperatur
yang tinggi. Mineral ini umumnya dijumpai pada batuan basalt dan ultramafic.
Batuan yang keseluruhan mineralnya terdiri dari mineral olivine dikenal dengan
batuan Dunite. Olivine kadang-kadang juga disebut crysoline.
Olivine mempunyai kenampakan
kilap kaca dan nilai kekerasan(H) 5,5-7,0. mineral ini memiliki berat jenis
(SG) 3,27-4,27. Pada umumnya olivine ditemukan pada batuan beku basa seperti
gabbro, basalt, peridotite dan dunite.
b) Piroksin
Piroksin merupakan
kelompok mineral silikat yang kompleks dan memiliki hubungan erat dalam
struktur kristal, sifat-sifat fisik dan komposisi kimia walaupun mereka mengkristal
dalam dua sistem yang berbeda, yaitu orthorhombic dan monoklin. Secara
struktur, piroksin terdiri dari mata rantai yang tidak ada habisnya dan
tetrahedral SiO4 yang diikat bersama-sama secara lateral oleh ion-ion
logam Mg dan Ca yang berikatan dengan oksigen, dan tidak berikatan langsung
dengan silicon.
c) Amphibole
(Horblende)
Amphibole adalah
kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang menyerupai
jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium
(Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak
berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis
batuan beku dan batuan metamorf.
3. Mica
Mica adalah kelompok mineral
silicate minerals dengan komposisi yang bervariasi, dari potassium (K),
magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H2O). Struktur
mika adalah tipe tetrahedron dalam lembar-lembar. Tiap SiO4 mempunyai tiga
oksigen dan satu oksigen bebas., sehingga komposisi dan valensinya diwakili
oleh (Si4O10)ˉ4.
4. Feldspatoid
Mineral feldspatoiid
ini juga disebut sebagai pengganti feldspar, dikarenakan mineral ini terbentuk
bila dalam sebuah batuan tidak cukup terdapat SiO2. Bila dalam suatu
batuan terdapat SiO2 (kuarsa) bebas, maka yang akan terbentuk adalah
feldspar dan tidak akan terbentuk feldspatoid. Mineral-mineral yang termasuk
feldspatoid adalah nepheline, leusite, sodalite, scapolite, carcrinite dan
analcite. Namun yang umunya dapat ditemukan hanyalah nepheline dan leucite.
5. Nepheline (KNaAl2Si2O4)
Nepheline adalah
sebuah mineral yang termasuk dalam sistem kristal hexagonal, walaupun bentuknya
jarang dijumpai, umumnya massif dan fine grain. Warna dari mineral ini adalah
putih kekuningan sampai abu-abu kemerahan. Nilai kekerasan nepheline adalah 5,5
sampai dengan 6 dengan berat jenis (SG) 2,55 sampai 2,65. Kilap pada nepheline
adalah kilap kaca, namun ada juga yang memiliki kilap minyak. Belahan
permukaannya berbentuk prisma yang terdapat dalam kristal-kristal besar. Nepheline
sering ditemukan dalam bentuk “dike” pada batuan beku.
6. Leucite (KaISi2O8)
Mineral leucite
termasuk dalam system isometric dalam bentuk umumnya adalah trapezohedron.
Leucite ini memiliki bentuk kecil dan halus, dan terkenal dengan nama fine grain
matrix. Nilai kekerasan pada mineral leucite ini adalah 5,5 sampai dengan 6 dan
nilai berat jenis 2,45 sampai dengan 2,5. warna leucite umumnya adalah putih
keabu-abuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa
kesimpulan yang dapat kita petik dari pembahasan di atas yakni :
1. mineral adalah suatu zat yang
terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki
sifat-sifat fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang mempunyai bentuk
geometris tertentu.
2.Mineralogi adalah ilmu yang
mempelajari segala sesuatu tentang mineral. Mulai dari pembagian atau
penggolongan mineral, pengenalan sifat-sifat mineral, pendeskripsian mineral
dan semua hal yang berkaitan dengan mineral.
3. Adapaun sifat-sifat mineral
secara teori tersebut adalah :
1. Suhu Kohesi
2. Reaksi Terhadap Cahaya
3. Perawakan Kristal
4. Sifat Kelistrikan
5. Sifat Radioaktivitas
6. Gejala Emisi Cahaya
7. Bau dan Rasa
4.Proses pembentukan
mineral-mineral baik yang memiliki nilai ekonomis, maupun yang tidak bernilai
ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari mengenai proses pembentukan,
keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral-mineral tersebut. Mineral yang
bersifat ekonomis dapat diketahui bagaimana keberadaannya dan keterdapatannya
dengan memperhatikan asosiasi mineralnya yang biasanya tidak bernilai ekonomis.
B. Saran
Semoga apa yang ada
di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Makalah yang
membahasan tentang mineral ini mengajarkan kita tentang bagaimana peNting
mineral bagi kehidupan. Dan karena didalam isi makalah ini mungkin masih ada
yang perlu di benarkan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini.
ini adalah hasil untuk power pointnya presentasi-mineral-2
Daftar Pustaka
Subscribe to:
Posts (Atom)