Saturday, 11 June 2016

Sedikit Cerita Tentang Angkatan 2016


Kurikulum      
Aku sangat ingin protes ke pemerintah, “pak, kenapa angkatan saya yang selalu menjadi percobaan”. Dari SD ujian berpaket, SMP, 20 Paket, SMA, K13, Soal UN irisan 2 kurikulumlah dan masih banyak aturan yang selalu diujicobakan di angkatan ini. Aku sendiri bingung walau sudah berubah kurikulum rasanya pendidikan di negara ini masih jalan ditempat. Kenapa tidak banyak hal yang rancu di K-13 ini, sehingga guru pun bingung akan mengajarkan apa. Terkadang dibeberapa pelajaran tidak ada hasil yang jelas atas tujuan pembelajaran saat itu.

Sekolah
Aku saranin ni buat sekolah-sekolah diluar sana jangan sok tanpa strategi gitu. Kalau mau lulusannya berhasil diuniversitas faforite. Seharusnya sekolah bisa menetapkan kebijakan mengenai pemberian nilai di rapor serta KKM itu penting banget. Satu hal yang paling penting adalah jangan memberi nilai siswa naik turun, kenapa? “ itukan tergantung gurunya, tiap tingkat gurunya kan berbeda”. Guru berbeda tidak masalah, paling tidak diawal semester guru-guru bisa rapat dan menegaskan kalau tidak boleh menurunkan nilai siswa. Atau konsisten sama kkm sekolah lah
“Nilai ulangannya jelek jelek, sehingga harus diturunkan”
Hallo secara logika, tidak ada orang yang berubah menjadi lebih bodoh, yang ada adalah seseorang yang tidak bisa berkembang bersamaan dengan perkembangan teman-temannya.
Jadi yang harus berpikir adalah guru-guru pengajar di kelas 1, jangan memberi nilai yang tinggi yang nantinya tidak bisa dipertanggung jawabkan selama 2 tahun kedepannya. Kemudian untuk bapak ibu guru terhormat yang mengajar di kelas 2 dan 3, sekalipun keliatannya siswa tersebut lebih bodoh, dia hanya tidak berkembang bukan menjadi lebih bodoh, mungkin cara mengajar atau lingkungan yang menyebabkan anak itu tidak bisa berkembang. Jadi tidak usah memberi nilai lebih rendah cukup beri nilai sama dari sebelumnya.
Jadi jangan gaya tidak melakukan strategi itu jika ingin siswanya lulus universitas, karena kebanyakan sekolah nantinya menyalahkan siswanya(alumni) karena tidak lulus universitas. Padahal ni kegagalan utama adalah nilai rapor.



Ujian Nasional
Tahun ini ujian nasional didorong untuk menjadi ujian nasional yang berintegritas. Oke ga masalah buat anak yang memang berintegritas, tapi mau gak semua pihak berintegritas?. Sama kayak gini, kita 100% jujur menjawab soal UN, trus dapet hasil jelek banget. Yang ditanya orang orang adalah “ berapa nem kamu?”. Bener juga sih pertanyaannya memangnya di SKHUN dipajang berapa persen integritas kamu? . Saat melamar pekerjaan memangnya ditanya “ini nilai UN seberapa jujur kamu jawab?” . Walau ga jujur bilang aja 100% berintegritas, ya kan tidak bisa dibuktikan.

Okey itu tadi buat yang berintegritas, nah ini buat yang kurang berintegritas, dapet nilai gede “wah gede nemmu, dapet kunci gak?” yaa yang jujur bakal jawab, dapet “Yaa biasa UN kayak gitu dulu aku juga dapet” . Jadi kamu dikucilkan karena tidak berintegritas? .

Kalau menurut aku, UN berintegritas bukan satu satunya cara yang harus diperbaiki dari pendidikan diIndonesia. Bukan siswanya yang salah karena mencari jawaban sana sini, tapi oknum-oknumnya, nah sekarang siapa oknum-oknumnya?. Diawal pasti pemerintah itu sendiri, soal UN buatan siapa? Ya pemerintah. Trus yang punya akses ? ya pemerintah. Jadi tolong benahi dulu itu sistem dan orang -orang dipemerintahannya. Gak cuman ngomongin pemerintah di dinas pendidikan aja ya, nyinggung-nyinggung dikit itu.. terlalu banyak contoh pejabat publik yang kelakuannya buruk. Itu mohon diperbaiki dong biar pemegang jabatan tersebut ber”integritas”, seperti yang dituntut-tuntunkan ke kita.


Satu lagi, itu bimbel-bimbel (mohon maaf ya) tolong diperhatiin, diketatin soalnya kebanyakan selama ini kunci itu dapetnya dibimbel-bimbel (ini bukti dilapangan ya). Ya wajarlah, mereka kan ingin yang ikut bimbel sukses semua sehingga yang masuk bimbel nambah terus, keuntungan pun lancar. “eh ikut bimbel A yuk, itu kk aku lulus nilai sempurna baru ikut bimbel A” . Jujur cara itu manjur banget buat ngajakin orang buat ikut bimbel. Jadi bimbel juga mesti dikasi aturan atau kode etik gitu deh.

No comments: