Nah karena aku masih galau ni masalah kemaren sekarang aku bakal post beberapa hasil dan tugas tugasku yang udah terasa percuma di 3tahun ini. Semoga bermaanfaat, dan jangan ikut terjatuh sepertiku
1.
Untuk keperluan medical chek up melalui pemeriksaan urine, ada yang menggunakan
sampel urine pagi, urine sewaktu , urine 24. Mengapa menggunakan sampel urine
yang berbeda –beda. Apa tujuannya ?
Jawaban :
Perubahan pola hidup dan faktor lingkungan yang kurang seimbang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan tubuh dan kualitas hidup seseorang. Oleh sebab
itu, alangkah baiknya bila kita memeriksakan kesehatan secara berkala untuk
menjamin kualitas hidup dan kesehatan kita. Pemeriksaan berkala ini disebut
dengan medical check up. Pemeriksaan yang dilakukan pada medical check
up dapat berupa anamnesis (wawancara), pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium yang menggunakan sampel darah, urine (air seni), dan/atau feses,
pemeriksaan radiologi, dan lainnya. Pada kesempatan kali ini, artikel ini akan
membahas mengenai medical check up melalui pemeriksaan urine.
1. Mengapa Kita Memeriksakan
Urine?
Urine, atau dengan kata lain adalah air seni, merupakan
zat yang dikeluarkan oleh tubuh kita setiap harinya secara alami (tanpa
menggunakan alat bantu, seperti jika kita ingin mengeluarkan darah, kita harus
membutuhkan jarum). Zat merupakan salah satu hasil pembuangan dari tubuh kita.
Sebelum dibuang oleh tubuh, urine telah melalui proses metabolisme di
dalam tubuh. Karena itu urine mempunyai indikator-indikator yang bermakna untuk
diperiksa. Pemeriksaan urine tidak hanya memberikan fakta-fakta tentang ginjal
dan saluran kemih, tetapi kita dapat mengetahui fungsi pelbagai organ dalam
tubuh, seperti hati, saluran empedu, pankreas, dan lain-lain.
2. Pengambilan Urine Kapan
yang Lebih Baik untuk Diperiksa?
Jika kita
melakukan pemeriksaan urine dengan memakai urine kumpulan sepanjang 24 jam pada
seseorang, ternyata susunan urine itu tidak banyak berbeda dari susunan urine
24 jam berikutnya. Akan tetapi, kalau kita mengadakan pemeriksaan dengan
sampel-sampel urine seseorang pada saat-saat yang tidak menentu di waktu siang
atau malam, kita akan melihat bahwa susunan sampel urine tersebut dapat berbeda
jauh dari sampel yang lain. Waktu pengambilan sampel urine dapat berupa:
1.
Urine sewaktu
- Urine yang dikeluarkan pada satu waktu
yang tidak ditentukan dengan khusus.
- Biasanya cukup baik untuk pemeriksaan
rutin urine.
2.
Urine pagi
- Urine yang pertama kali dikeluarkan pada
pagi hari setelah bangun tidur. - Lebih pekat dari urine yang
dikeluarkan pada siang hari. Jadi, baik untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis,
protein, dan sebagainya.
3.
Urine postprandial
- Urine yang pertama kali dikeluarkan 1 ½-3
jam setelah makan.
- Baik untuk pemeriksaan terhadap
glukosuria (adanya glukosa (gula) dalam urine yang biasa ditemukan pada
penderita kencing manis (diabetes mellitus)).
4.
Urine 24 jam
- Urine yang dikeluarkan selama 24 jam
(misalnya, dari jam 5 pagi (ketika pasien bangun tidur, urine yang dikeluarkan
pertama kali setelah bangun tidur dibuang, lalu urine selanjutnya ditampung)
sampai jam 5 pagi hari besoknya sehingga dibutuhkan juga pengawet urine).
- Baik untuk pemeriksaan terhadap penetapan
kuantitatif zat dalam urine, misalnya jumlah, berat jenis, kuantitas protein
dan glukosa, elektrolit urine, dan sebagainya.
- Kadang kala, ditampung terpisah-pisah
dalam beberapa botol dengan maksud tertentu. Misalnya, pada pasien kecing manis.
Untuk melihat banyaknya glukosa yang dikeluarkan dari santapan (waktu makan)
satu hingga santapan (waktu makan) berikutnya. Sampel pertama ialah urine dari
makan pagi sampai makan siang; sampel kedua dari makan siang sampai makan
malam, dan yang ketiga, dari makan malam sampai makan pagi esok harinya. Jadi,
dapat ditentukan gula waktu kapan yang tinggi. Urine 3 gelas dan urine 2 gelas
- Digunakan pada pemeriksaan urologik dan
dimaksudkan untuk mendapat gambaran tentang letak radang atau lesi lain yang
mengakibatkan adanya nanah atau darah dalam urine.
- Biasanya dilakukan pada laki-laki. Namun,
pada wanita juga dapat dilakukan
3. Caranya Pengambilan Urine
·
Ke dalam gelas pertama, ditampung 20-30 ml urine yang
mula-mula keluar. Pada laki-laki, urine ini terutama berisi unsur-unsur dari
prostat bagian depan yang hanyut oleh arus urine. Kadang, terdapat juga sel-sel
yang hanyut dari prostat bagian yang lebih atas.
·
Ke dalam gelas kedua, ditampung urine berikutnya. Urine ini
terutama mengandung unsur-unsur dari kandung kemih.
·
Beberapa ml urine terakhir ditampung ke dalam gelas ketiga.
Pada laki-laki, urine ini mengandung unsur-unsur dari prostat bagian atas serta
getah prostat yang terperas keluar pada akhir berkemih.
Untuk mendapatkan urine 2
gelas, caranya serupa dengan di atas, hanya saja gelas ketiga ditiadakan dan ke
dalam gelas pertama ditampung sekitar 50-75 ml urine. Itulah sebabnya
penting sekali untuk memilih sampel urine yang sesuai dengan tujuan pemeriksaan
karena beda waktu pengambilan, beda pula tujuan yang ingin didapat pada
pemeriksaan urine. Konsultasikanlah dengan dokter Anda mengenai pengambilan
urine kapan yang sesuai dengan pemeriksaan urine yang dibutuhkan.
4. Parameter Apa di dalam Urine yang Diperiksa?
Pada medical check up, pemeriksaan urine yang umum
dilakukan adalah pemeriksaan rutin urine (urine lengkap/urinalisis) dan fungsi
ginjal. Jenis pemeriksaan yang termasuk pemeriksaan rutin urine dapat
berbeda-beda pada tiap rumah sakit. Umumnya, pemeriksaan rutin urine yang
dilakukan adalah pemeriksaan terhadap jumlah, maskroskopis (warna dan
kejernihan), berat jenis, bau, pH (derajat keasaman), sedimen, protein,
glukosa, keton, dan bilirubin urine. Sedangkan pemeriksaan fungsi ginjal, yang
umumnya diperiksa adalah kadar ureum, kreatinin, asam urat, dan elektrolit
urine. Pemeriksaan Rutin Urine (Urine Lengkap/Urinalisis)
1.
Jumlah urine
Pengukuran jumlah urine bermanfaat untuk menentukan
gangguan fungsi ginjal, kesetimbangan cairan tubuh, dan pemeriksaan kuantitatif
urine. Banyak sekali faktor yang berpengaruh pada jumlah pengeluaran urine,
yaitu umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu tubuh, iklim,
dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata jumlah pengeluaran urine 24
jam antara 800-1300 ml pada orang dewasa di daerah tropis. Volume urine
dapat kurang atau lebih daripada normal. Volume urine 24 jam yang kurang dari
normal dapat disebabkan oleh dehidrasi, adanya gangguan pada ginjal, atau
sumbatan pada saluran kemih. Volume urine 24 jam yang lebih dari normal dapat
disebabkan oleh banyak minum, menderita kencing manis, konsumsi zat-zat yang
mengandung kafein atau alkohol, atau gangguan ginjal yang progresif.
2.
Warna urine
Pada umumnya, warna urine ditentukan oleh volume
pengeluaran urine; makin banyak volume pengeluaran urine, makin muda warna
urine, dan sebaliknya. Biasanya warna normal urine berkisar antara kuning muda
dan kuning tua. Warna urine di luar yang telah disebutkan sebelumnya dapat
disebabkan oleh hasil metabolisme yang tidak normal, suatu jenis makanan,
misalnya zat warna atau obat tertentu, kuman-kuman tertentu, adanya darah, atau
unsur-unsur yang dalam keadaan normal pun ada, tetapi sekarang ada dalam jumlah
yang besar.
3.
Kejernihan urine
Dalam hal ini, penting untuk menentukan apakah urine
itu telah keruh pada waktu dikeluarkan atau pada waktu kemudian, yaitu jika
dibiarkan (urine tidak langsung diperiksa, tetapi dibiarkan). Kekeruhan akibat
yang terakhir disebutkan disebabkan oleh mengendapnya sel-sel dan lendir dari
saluran kemih. Oleh sebab itu, tidak semua urine yang keruh bersifat tidak
normal. Kekeruhan yang lainnya dapat disebabkan oleh adanya unsur-unsur
yang dalam keadaan normal pun ada, tetapi sekarang ada dalam jumlah yang besar,
bakteri, atau lemak.
4. Berat jenis
urine Berat jenis urine merupakan pengukuran jumlah
partikel yang terlarut di dalam urine. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk
mengevaluasi kemampuan ginjal dalam memekatkan atau mengencerkan urine.
Berat jenis urine 24 jam orang normal biasanya berkisar antara 1,003-1,030
(biasa ditulis 1003-1030 saja dan nilai ini dapat berbeda-beda pada tiap
laboratorium, tergantung dari jenis dan standarisasi alat yang digunakan).
Berat jenis urine yang tinggi dapat disebabkan oleh kurangnya konsumsi cairan,
adanya gula dalam urine (biasanya pada penderita kencing manis), protein dalam
urine (biasanya pada penderita gangguan ginjal), atau obat-obatan tertentu.
5.
pH (derajat keasaman) urine
Batas normal pH urine ialah 4,6-8,5 (nilai ini dapat
berbeda-beda pada tiap laboratorium, tergantung dari jenis dan standarisasi
alat yang digunakan). Urine yang digunakan haruslah urine yang segar atau
diberi pengawet karena urine yang mengalami pembusukan dapat mencapai pH
sebesar 9 sehingga mengaburkan hasil pemeriksaan. Selain itu, pH urine di atas
normal juga dapat disebabkan oleh makanan tertentu, seperti daging atau
obat-obatan tertentu. pH urine di bawah normal dapat disebabkan oleh adanya
gangguan ginjal atau obat-obatan tertentu. Pemeriksaan ini juga dapat memberi
petunjuk ke arah penyebab adanya infeksi saluran kemih bila ditemukan adanya
tanda-tanda infeksi saluran kemih yang lainnya.
6.
Sedimen urine
Urine yang digunakan pada pemeriksaan sedimen urine
adalah urine yang segar atau urine yang dikumpulkan dengan pengawet. Yang
paling baik adalah urine pekat yang mempunyai berat jenis 1023 atau lebih
(lebih mudah didapat bila memakai urine pagi). Umumnya, sedimen urine
dibagi atas 2 golongan, yaitu golongan organik dan golongan tak-organik.
Beberapa sedimen urine secara normal memang ada di dalam urine (misalnya
sel epitel, leukosit, eritrosit, silinder tertentu, kristal tertentu), namun
jika jumlahnya meningkat, hal ini juga dapat menunjukkan adanya gangguan di
dalam saluran kemih.
7.
Protein urine
Ginjal yang sehat dapat menyaring semua protein dari
darah dan menyerapnya kembali sehingga tidak akan ada atau kalau pun ada di
urine, jumlahnya sangat sedikit. Urine yang normal hanya mengandung sedikit
protein, yaitu di bawah 150 mg/24 jam (biasanya ditandai dengan tanda -). Jika
terdapat kadar protein urine di atas 150 mg/24 jam, hal ini dapat disebabkan
oleh adanya gangguan pada ginjal.
8.
Glukosa (gula) urine
Pemeriksaan glukosa urine terutama diperuntukkan untuk
menyaring penderita kencing manis. Jika kadar glukosa di darah sudah di atas
180 mg/dL, maka glukosa juga akan terdeteksi di urine. Keadaan yang dapat
menyebabkan adanya glukosa dalam urine adalah gangguan hormon, gangguan hati,
atau gangguan metabolisme. Selain itu, terdapat juga beberapa zat yang
sebetulnya bukan glukosa, tetapi terdeteksi sebagai glukosa pada urine sehingga
dapat terjadi hasil negatif palsu. Zat tersebut di antaranya adalah vitamin C,
jenis gula lainnya (misalnya laktosa, fruktosa, dan sebagainya), pengawet
(misalnya formalin), obat-obatan tertentu, dan sebagainya.
9.
Keton urine
Zat-zat keton merupakan zat yang mudah menguap sehingga
urine yang diperiksa haruslah urine yang segar. Adanya keton mengindikasikan
gangguan dalam metabolisme karbohidrat, misalnya pada penderita kencing manis
yang tergolong diabetes mellitus tipe 1. Keton dalam urine juga dapat terjadi
pada keadaan demam, hamil, gangguan metabolisme karbohidrat selain diabetes,
atau penurunan berat badan atau kelaparan akibat pembatasan asupan karbohidrat.
10. Bilirubin urine
Bilirubin merupakan produk pemecahan dari hemoglobin
(zat yang tedapat di dalam darah). Sebagian besar bilirubin dikeluarkan melalui
kandung empedu, dan sangat sedikit yang dikeluarkan melalui urine sehingga
kadarnya sulit dideteksi pada pemeriksaan urine. Adanya bilirubin dalam urine
dapat menandakan adanya gangguan hati atau sumbatan hati-kandung empedu.
5. Pemeriksaan Fungsi Ginjal
A.
Ureum urine Ureum merupakan produk buangan yang dibentuk di
hati dari hasil metabolisme protein dan dikeluarkan melalui urine. Batas normal
nilai ureum urine adalah 6-17 g/hari (214-607 mmol/hari) (nilai ini dapat
berbeda-beda pada tiap laboratorium). Kadar ureum yang tinggi biasanya
menandakan adanya gangguan pada ginjal, tetapi karena keberadaan ureum
dipengaruhi oleh jumlah asupan protein yang dikonsumsi dan fungsi hati, maka
pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama dengan pemeriksaan kreatinin darah.
B.
Kreatinin urine
Kreatinin adalah produk buangan yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh.
Kreatinin merupakan hasil metabolisme energi otot dan dikeluarkan seluruhnya
oleh tubuh melalui ginjal. Oleh sebab itu, pemeriksaan kreatinin urine dapat
digunakan sebagai pemeriksaan penyaring untuk mengevaluasi fungsi ginjal.
Dalam melakukan pemeriksaan kreatinin urine, biasanya digunakan sampel
urine yang dikumpulkan 24 jam. Batas normal kreatinin urine 24 jam adalah
antara 50-100 mg/hari (nilai ini dapat berbeda-beda pada tiap laboratorium),
tetapi hasil ini tergantung dari usia, jenis kelamin, dan berat tubuh. Hasil
yang tidak normal dapat menunjukkan adanya gangguan pada ginjal, gangguan
otoimun, obstruksi saluran kemih, atau banyak mengonsumsi daging.
C.
Asam urat Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir purin
(konstituen asam nukleat yang berhubungan dengan gen). Produksi asam urat
tergantung dari makanan yang dikonsumsi (misalnya hati, daging pankreas anak
sapi, ginjal, dan sejenis ikan hering kecil (anchovy) dapat meningkatkan kadar
asam urat). Normalnya, dua-pertiga sampai tiga-perempat asam urat dikeluarkan
oleh ginjal, dan sebagian besar oleh saluran pencernaan. Batas normal
pengeluaran asam urat dalam urine adalah 250-800 mg/hari (1,49-4,76 mmol/hari),
namun nilai ini dapat berbeda-beda pada tiap laboratorium. Biasanya, pengeluaran
asam urat dalam urine dapat meningkat pada keadaan gangguan pada ginjal,
gangguan hati, gangguan metabolisme, gangguan hormon, tumor dan konsumsi
obat-obatan tertentu. Kadar asam urat yang rendah biasanya juga didapatkan pada
penderita gangguan ginjal yang lama (kronis). Akan tetapi, kadar asam urat yang
tinggi atau rendah belum tentu mengindikasikan adanya gangguan sebab hal ini
tergantung dari makanan yang dikonsumsi dan metabolisme, seperti yang telah
disebutkan sebelumnya.
D.
Elektrolit urine Elektrolit terdapat dalam tubuh kita, dan
keseimbangan elektrolit dalam tubuh sangat penting untuk menjalankan fungsi
normal berbagai sel dan organ tubuh kita. Elektrolit yang umum diperiksa adalah
natrium (sodium), dan kalium (potasium). Kedua elektrolit tersebut dikeluarkan
oleh tubuh melalui ginjal. Urine yang digunakan dalam melakukan pemeriksaan ini
biasanya adalah urine 24 jam.
Memang banyak parameter yang dapat
diperiksakan melalui urine. Oleh sebab itu, konsultasikanlah dengan dokter Anda
mengenai pemeriksaan mana yang Anda butuhkan sehingga pemeriksaan tersebut
tidak akan mubazir.
Dari penjelasan yang telah
diberikan di atas, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu melakukan
medical check up, ternyata tidak hanya dapat dari sampel darah saja, tetapi
kita juga dapat menggunakan sampel urine, yang tentunya memang kita buang
setiap hari dalam jumlah yang banyak sehingga kita tidak perlu takut bila
sampel yang dibutuhkan kurang. Dalam mengeluarkan urine, kita juga tidak butuh
alat khusus dan pengeluarannya tidak menyakitkan, lain halnya dengan darah yang
harus menggunakan jarum. Selain itu, pemeriksaan urine tidak hanya dapat
memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran kemih, tetapi kita juga dapat
mengetahui fungsi pelbagai organ dalam tubuh, seperti hati, saluran empedu,
pankreas, dan lain-lain. Jadi, tidak ada salahnya bukan bila kita melakukan
medical check up rutin dengan menggunakan urine.
Sumber: Tanya Dokter.com