Majas penegasan adalah kata-kata
berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya
terhadap pendengar atau pembaca
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan
dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata.
1.
Mereka turun
ke bawah untuk melihat keadaan barang-barangnya yang jatuh.
2.
Dukun
itu menengadah ke atas sambil menengadahkan tangannya.
3.
Aku
menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri.
4.
Semua
siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
5.
Mereka
mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.
6.
Bagi yang
telah dipanggil namanya, silakan maju ke depan.
Repetisi
Repetisi
adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
1.
Dialah
yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
2.
Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah
kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.
3.
terlalu banyak penderitaan menimpa dirinya. Terlalu banyak masalah yang dihadapinya. Terlalu banyak.
Klimaks adalah
majas yang menyatakan beberapa hal berturut turut dan makin lama
makin meningkat.
makin meningkat.
1.
Semua
orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
2.
Ketua Rt,
Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri
urusan pribadi seseorang.
3.
Semua
jenis kendaraan, mulai dari sepeda, motor, sampai mobil bejejer
di halaman.
4.
Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan
pengalaman harapan.
Antiklimaks adalah majas
yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin menurun
(melemah) –
1.
Bapak Kepala
Sekolah, Para guru, dan murid-murid, sudah hadir di lapangan upacara.
2.
Gedung-gedung,
rumah-rumah, dan gubuk-gubuk,
semuanya mengibarkan Sang Saka Merah Putih.
3.
Kepala
sekolah, guru, staff sekolah, dan siswa juga hadir dalam pesta perayaan
kelulusan itu.
4.
Di kota
dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.
5.
Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam,
dan tidak terkenal namany
Mari kita mengenal Majas lebih jauh
Pengertian Majas
Pengertian Majas
Majas
dapat didefinisikan sebagai cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya
dengan sesuatu yang lain (KBBI). Namun secara umum majas dapat pula dikatakan
sebagai gaya bahasa atau cara yang digunakan oleh penulis untuk menimbulkan
efek tertentu pada pembaca. Cara yang digunakan pun sangat beragam. Majas dalam
bahasa Indonesia dibagi atas empat
jenis, yaitu:
1.
1. Majas
perbandingan
2.
2. Majas
pertentangan
3.
3. Majas
sindiran
4.
4. Majas
penegasan
5.
7.
Majas
perbandingan merupakan majas yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan
membandingkannya dengan sesuatu yang lain.
8.
9.
1. Majas Personifikasi yaitu majas yang digunakan
untuk memperjelas maksud dengan menjadikan benda-benda yang digambarkan dapat
berlaku seperti manusia. Contoh : Nyiur melambai-lambai, matahari
keluar dari peraduannya, awan hitam mengukir langit.
10.
11.
2. Majas Asosiasi yaitu majas yang membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan
keadaan yang dilukiskannya (memiliki persamaan sifat). Majas ini ditandai oleh
penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.
12.
Contoh :
13.
a) Semangatnya keras
bagaikan baja.
14.
b) Mukanya pucat bagai
mayat.
15.
c) Wajahnya kuning bersinar bagai
bulan purnama
16.
17.
3. Majas Metafora, adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa
perbandingan analogis sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau
perbandingan
18.
Contoh
:
19.
o Kapan saudara berjumpa dengan lintah darat itu?
20.
o Aku sungguh takjub melihat kecantikan bunga desa itu.
21.
o Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
22.
o Raja siang keluar dari ufuk timur
23.
o Jonathan adalah bintang kelas dunia.
24.
o Harta karunku (sangat berharga)
25.
4. Majas Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata
atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia. Antropomorfisme adalah atribusi karakteristik manusia ke makhluk bukan manusia. Subyek antropomorfisme seperti binatang yang digambarkan sebagai makhluk dengan motivasi manusia,
dapat berpikir dan berbicara, atau benda alam seperti angin atau matahari. Istilah
antropomorfisme berasal daribahasa Yunani ἄνθρωπος (anthrōpos), manusia dan μορφή (morphē), bentuk. Tiga hewan antropomorfis yang paling terkenal
sampai saat ini adalah Donal Bebek, Miki Tikus, serta Tom dan Jerry.
26.
27.
5. Majas Sinestesia: yang berupa suatu ungkapan
rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
28.
29.
6. Majas Metonimia, yaitu majas untuk mengemukakan
sesuatu dengan menggantikan dengan sifat, atau nama, atau sesuatu yang
merupakan ciri khas dari benda-benda tersebut.
30.
Contoh
: Saya pergi ke Jakarta naik Garuda.
31.
7. Majas Eufemisme, yaitu majas untuk mengemukakan
pikiran atau perasaan dengan menggunakan kata-kata dengan arti yang baik dengan
maksud agar tidak menyinggung perasaan orang. Eufemisme dapat pula berupa
ungkapan-ungkapan penghalus untuk menggantikan kata-kata yang dirasakan
kurang sopan.
32.
Contoh :
33.
1.) Sejak ditinggal
suaminya, ia agak kurang waras
34.
2.) Kemampuan Andi dalam
memahami pelajaran agak lamban.
35.
8. Majas Disfemisme: Pengungkapan pernyataan
tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
36.
37.
9. Majas Fabel: Menyatakan perilaku
binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur
kata. contoh:Perilakunya seperti ular yang menggeliat.
38.
10. Majas Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai
tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
39.
11. Majas Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai
pengganti ungkapan yang lebih pendek.
40.
12. Majas Eponim: Menjadikan nama orang sebagai
tempat atau pranata. contoh:Kita bermain ke rumah Ina.
41.
13. Majas Sinekdokhe, adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara
keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
42.
a) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
43.
Contoh:
44.
1. Hingga detik ini ia belum
kelihatan batang hidungnya.
45.
b) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian. Contoh:
46.
1. Dalam pertandingan final bulu
tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
47.
14. Alegori
48.
Alegori
adalah Majas yang menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau
penggambaran. Majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya
dalam kesatuan yang utuh. Contoh: Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru
mudi
49.
Alegori
biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
50.
Contoh: Perjalanan
hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang
kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan
yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
51.
15. Majas Simile : Pengungkapan dengan
perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung,
seperti layaknya, bagaikan, ” umpama”, “ibarat”,”bak”,
bagai”. Membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang
dilukiskannya. contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais
dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
52.
53.
16. Simbolik
54.
Simbolik adalah majas yang
melukiskan sesuatu dengan
55.
mempergunakan benda, binatang,
atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
56.
Contoh:
57.
a) Ia terkenal
sebagai buaya darat.
58.
b) Bunglon, lambang
orang yang tak berpendirian
59.
c) Melati, lambang
kesucian
60.
61.
62.
B. Majas Pertentangan
63.
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang
dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk
memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau
pendengar”. Jenis-jenis Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.
64.
65.
1) Antitesis
66.
Antitesis
adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
67.
Contoh:
68.
a) Tua muda, besar kecil, ikut
meramaikan festival itu.
69.
b) Miskin kaya, cantik buruk sama
saja di mata Tuhan.
70.
71.
2) Paradoks
72.
Paradoks adalah majas yang
mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
73.
Contoh;
74.
a) Aku merasa sendirian di tengah
kota Jakarta yang ramai ini.
75.
b) Hatiku merintih di tengah
hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.
76.
77.
3) Hiperbola
78.
Majas hiperbola adalah majas yang
berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan
mendalam atau meminta perhatian.
79.
Contoh:
80.
a) Suaranya menggelegar membelah
angkasa.
81.
b) Tubuhnya tinggal kulit
pembalut tulang.
82.
83.
4) Litotes
84.
Litotes adalah majas yang
menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan
mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
85.
Contoh:
86.
a) Makanlah seadanya hanya dengan
nasi dan air putih saja.
87.
b) Mengapa kamu bertanya pada
orang yang bodoh seperti saya
88.
ini?
89.
5. Majas Oksimoron : adalah gaya bahasa yang
mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam
frasa yang sama. Contoh : Keramah-tamahan yang bengis
90.
91.
6. Majas Anakronisme : Adalah gaya bahasa yang menunjukkan
adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan
sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu. Contoh : dalam tulisan Cesar,
Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada)
92.
7. Majas Reptisi adalah perulangan bunyi,
suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan
dalam sebuah konteks yang sesuai
93.
8. Majas Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat
menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya. Contoh: Andi
mengundang semua temannya, kecuali Dono.
94.
95.
C. Majas Sindiran
96.
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan
pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:
97.
98.
1) Ironi
99.
Ironi adalah majas yang
menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir.
100. Contoh:
101. a) Ini baru siswa teladan, tidak pernah mengerjakan tugas.
102. b) Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.
103.
104. 2) Sinisme
105. Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
106. Contoh :
107. a) Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang
terpelajar sepertimu.
108. b) Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.
109.
110. 3) Sarkasme
111. Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya
diucapkan oleh orang yang sedang marah.
112. Contoh:
113. a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
114. b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!
115. 4) Majas Satire Adalah ungkapan yang menggunakan
sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan,
kebiasaan, dll. Ungkapan yang menertawakan atau menolak
sesuatu. Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa
mengerjakannya!
116. 5) Majas Innuendo Adalah gaya bahasa sindiran
dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Contoh : Ia menjadi kaya
raya karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya
117.
118. D. Majas Penegasan
119. Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan
pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”.Majas penegasan terdiri atas tujuh
bentuk berikut.
120.
121. 1) Pleonasme
122. Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan
maksud menegaskan arti suatu kata.
123. Contoh:
124. a) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
125. b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.
126. c) Bagi yang telah dipanggil namanya, silakan maju ke depan.
127.
128. 2) Repetisi
129. Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
130. Contoh:
131. a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
132. b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita,
marilah kita sambut putra bangsa.
133.
134. 3) Paralelisme
135. Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
136. Contoh:
137. Cinta adalah pengertian
138. Cinta adalah kesetiaan
139. Cinta adalah rela berkorban
140.
141. 4) Tautologi
142. Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata
dalam
sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan
kata bersinonim.
sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan
kata bersinonim.
143. Contoh:
144. a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar
pikiran saja.
145. b) Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.
146.
147. 5) Klimaks
148. Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut turut dan makin
lama
makin meningkat.
makin meningkat.
149. Contoh:
150. a) Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
151. b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak
berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.
152.
153. 6) Antiklimaks
154. Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut turut yang
makin
lama menurun.
lama menurun.
155. a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
156. b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke
-62.
157.
158.
159. 7) Retorik
160. Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban.
Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
161. Contoh:
162. a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
163. b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?
164. d. Majas Pertentangan
165. 8) Majas Koreksio Adalah gaya bahasa
yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya. Contoh
: Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
166. 9) Majas Asindeton Adalah
gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata
penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan. Contoh
: Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan
orang melepaskan nyawa.
167. 10) Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat
atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
168. 11) Majas Interupsi adalah gaya bahasa
yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam kalimat
pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat. Contoh : Tiba-tiba
ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.
169. 12) Majas Eksklmasio Adalah gaya bahasa
yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi. Contoh : Wah, biar ku
peluk, dengan tangan menggigil.
170. 13) Majas Enumerasio Adalah beberapa peristiwa
yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam
keseluruhannya tanpak dengan jelas. Contoh : Laut tenang. Di atas
permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan.
Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini
bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang
haromonis. Itulah keindahan sejati.
171. 14) Majas Silepsis dan Zeugma Adalah gaya
dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah
kata dengan dua kata yang lain, sebenarnya hanya salah satunya yang mempunyai
hubungan dengan kata pertama. Contoh : ia menundukkan kepala dan badannya
untuk memberi hormat kepada kami.
172. 15) Majas Apofasis atau Preterisio Adalah gaya
bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya
menyangkal. Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa
saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara
173. 15) Majas Aliterasi: Adalah gaya bahasa
berupa perulangan bunyi vokal yang sama. Contoh : Keras-keras kena air
lembut juga
174. 16) Majas Paralelisme: Adalah gaya bahasa
penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau
kalimat. Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang
175. 18) Majas Antanaklasis adalah yang mengandung
ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa
buah tangan, yaitu buah apel merah
176. 19) Majas Anastrof atau Inversi Adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat
mendahului subejeknya karena lebih diutamakan. Contoh : Pergilah ia
meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.
177. 20) Majas Retoris Adalah pernyataan yang
dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang
lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki
adanya suatu jawaban. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?
178. 21) Majas Elipsis Adalah gaya bahasa yang
berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau
ditafsirkan sendiri oleh pembaca. Contoh : Kami ke rumah nenek (
penghilangan predikat pergi )
179. 22) Majas Alonim Penggunaan varian dari nama
untuk menegaskan.
180. 23) Majas Kolokasi Asosiasi tetap antara suatu
kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
181. 24) Majas Pararima Pengulangan konsonan awal
dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
182. 25) Majas Preterito Ungkapan penegasan dengan cara
menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
183. 26) Majas Sigmatisme Pengulangan bunyi “s”
untuk efek tertentu.
No comments:
Post a Comment